Skip to main content

[Review] What I Talk About When I Talk About Running


Judul : What I Talk About When I Talk About Running
Penulis : Haruki Murakami
Penerbit : Vintage
Tahun cetakan : 2008
Jenis : Paperback
ISBN : 9780307473394

Rating : 4/5


Peringatan umum seperti yang selalu saya berikan di setiap review tentang buku Murakami. Karena saya sangat mengidolakan penulis satu ini, kemungkinan besar review ini pun akan tercampur dengan bias saya sendiri.


On Running...

Haruki Murakami adalah penulis kenamaan jepang yang telah beberapa tahun ini masuk menjadi kandidat penerima Nobel Sastra. Karya-karyanya terkenal dengan plot yang absurd dan sarat dengan emosi kesepian dan keterasingan, seperti The Wind-Up Bird Chronicle, Norwegian Wood, Kafka On The Shore, dan novel sci-fi distopianya yang terbaru, 1Q84. Bagaimana cara Murakami bisa terus menelurkan karya-karya bermutu yang selalu disukai penggemar? Jawaban Murakami adalah dengan rutin berolahraga. Baginya, proses menulis adalah proses yang merusak tubuh dan otak penulis, oleh karena itu, untuk tetap bisa bertahan menghasilkan karya, penulis harus menjaga aset fisik dan mentalnya. Dan untuk melakukannya, Murakami memilih lari dan marathon sebagai olahraga rutinnya.

Dalam buku tipis ini Murakami menceritakan tentang hobinya melakukan olahraga lari dan marathon, kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam mempersiapkan diri menghadapi lomba atau ketika lomba itu sendiri, sampai bagaimana kesenangannya akan berlari marathon mempengaruhi proses kreatifnya sebagai seorang penulis kenamaan. Dengan gaya khas Murakami yang introspektif, buku ini mengajak pembaca untuk menyelami lebih dalam pemikiran seorang Haruki Murakami mengenai olahraga lari, menulis, dan kehidupan.

On Writing...

Saya pertama memutuskan membaca buku ini hanya karena penulisnya Murakami, dan bahwa buku ini adalah sebuah memoar tentang hobinya berlari. Tadinya saya lumayan cemas tidak akan terlalu tertarik membacanya, karena saya belum pernah membaca memoar yang berhubungan dengan olahraga. Tapi ternyata olahragawan plus penulis itu bisa berbeda jadinya. haha. Apalagi Murakami, seperti yang saya tulis di atas, tulisannya selalu berkesan introspektif. Sudut pandangnya selalu menarik dan seringkali humoris namun terasa kena di hati. Walaupun dia bicara tentang marathon, tapi rasanya apa yang dia tulis dapat diterapkan pada setiap orang yang tengah berjuang menjalani kehidupannya.

Sebagian besar dari apa yang dipaparkan di sini adalah tentang pergulatan Murakami dengan keterbatasan-keterbatasan tubuhnya dalam mengikuti lomba marathon, yang justru membuatnya banyak menyadari mengenai keterbatasan dirinya dalam hal-hal lain, termasuk menulis. Saya paling suka ketika Murakami menjelaskan tentang siklus "kepuasan-goal" dari berlari, yang menurut saya juga sering terjadi pada saya setiap saya menulis. Awalnya merasa sanggup menaklukkan tantangan apa pun, lalu 2/3 jalan mulai merasa kehilangan harapan dan marah pada siapa dan apa pun, ketika hampir mencapai finish kembali bersemangat walau tujuannya hanya tinggal untuk menyelesaikan apa yang dilakukan, dan begitu melewati garis finish atau goal, tidak ada perasaan senang yang meluap-luap telah berhasil menaklukkan target, dan malah bertanya dalam hati, "Habis ini, lalu apa?"

Lalu kita akan berlari lagi, mencari garis finish baru lagi.

On Life....

Buku ini termasuk buku yang saya sayang-sayang membacanya, karena memberikan begitu banyak semangat untuk saya menulis hingga sayang untuk diselesaikan cepat-cepat--padahal sebenarnya bisa saja baca ulang lagi. Total waktu saya membaca ini lebih dari setahun, padahal hanya 180 halaman. Saya hanya membacanya ketika saya merasa tidak bersemangat dalam menulis--atau dalam hidup secara general--dan saya tutup ketika dalam satu-dua halaman saya sudah berhasil kembali termotivasi.

Memoar ini juga membuat saya sadar akan kebutuhan olahraga bagi penulis, dan saya jadi ingin ikutan mencoba jogging dan marathon rutin seperti Murakami--baru ingin, kenyataannya sampai sekarang belum juga bergerak, tapi niat lebih baik daripada cuek sama sekali. hihi.

Comments

Popular posts from this blog

[Review] Majapahit : Sandyakala Rajasawangsa

Judul : Majapahit: Sandyakala Rajasawangsa (Majapahit #1) Penulis : Langit Kresna Hariadi Penerbit : Bentang Pustaka Tahun cetakan : 2012 Jenis : Paperback ISBN : 9786028811811 Rating : 3,5/5 Saya sangat menyukai seri Gajah Mada dari Pak LKH, tapi sewaktu saya berniat mengoleksinya, bersama seri Candi Murca, buku-bukunya kebanyakan sudah tidak beredar lagi. Sewaktu ingin tanya-tanya ke bapak penulisnya langsung tentang kedua seri tersebut, saya menemukan kalau LKH ternyata menerbitkan seri terbarunya, Majapahit. Karena saya suka Gajah Mada, sang mahapatih Majapahit itu, maka saya juga jadi berminat pada seri baru ini karena penasaran kisah apa yang akan diusung olehnya, mengingat sepertinya kondisi kerajaan Majapahit sudah cukup banyak terkaver dalam seri Gajah Mada. Jadi, dimulai dari manakah kisah kerajaan terbesar Indonesia ini?

[Review] A Little Life

Judul: A Little Life Penulis: Hanya Yanagihara Penerbit: Doubleday Tahun cetakan: 2015 Jenis: ebook Tebal: 669 halaman ISBN: 9780385539265 PERHATIAN: Buku ini memiliki beberapa trigger yang mungkin akan dapat memengaruhi kondisi mental pembaca yang pernah/sedang mengalami isu-isu sensitif--perkosaan, penganiayaan fisik dan seksual, kekerasan pada anak, kecanduan obat-obatan, penyakit kejiwaan serta kecenderungan bunuh diri. Jika memiliki salah satu dari trigger yang disebutkan, disarankan untuk tidak membaca buku ini atau membaca dengan pantauan orang sekitar.

[Review] A Room of One's Own

Judul: A Room of One's Own Penulis: Virginia Woolf Penerbit: Harcourt Tahun cetakan: 1989 Jenis: Paperback ISBN: 9780156787338